Sejarah Pesantren

Minggu, 26 September 2010

A. Pendahuluan

Kata “pesantren” berasal dari “pe-santri-an”. Awalan “pe” dan akhiran “an” yang dilekatkan pada kata “santri” ini bisa menyiratkan dua arti. Pertama, pesantren bisa bermakna “tempat santri”, sama seperti pemukiman (tempat bermukim), pelarian (tempat melarikan diri), peristirahatan (tempat beristirahat), pemondokan (tempat mondok) dan lain-lain. Potret Pesantren pada dasarnya adalah sebuah asrama pendidikan Islam tradisional dimana para siswanya tinggal bersama dan belajar ilmu-ilmu keagamaan di bawah bimbingan guru yang lebih
dikenal dengan sebutan kyai.

Pada kenyataannya, pesantren adalah lembaga pendidikan Islam dengan ciri khas Indonesia . Di negara-negara Islam lainnya tidak ada lembaga pendidikan yang memiliki ciri dan tradisi persis seperti pesantren, walau mungkin ada lembaga pendidikan tertentu di beberapa negara lain yang dianggap memiliki kemiripan dengan pesantren, seperti ribâth, sakan dâkhilî, atau jam’iyyah. Namun ciri pesantren yang ada di Indonesia jelas khas keindonesiaannya karena berhubungan erat dengan sejarah dan proses penyebaran Islam di Indonesia.

Sejak tahap-tahap awal pengembangan Islam di Nusantara, para ulama pelaksana misi dakwah Islam (du’ât ilallâh), termasuk Wali Songo, telah melakukan dakwah di tengah bangsa kita melalui pendekatan beraneka ragam: ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, dan lain sebagainya. Pelaksanaan dakwah ini, pada mulanya mereka lakukan dengan cara berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain (as-safar wat-tajwwul). Dengan cara ini, mereka mampu menangani langsung problem umat secara kondisional dan regional, sehingga Islam kemudian dikenal dan dipeluk oleh berbagai lapisan masyarakat dan suku di Nusantara.

Tetapi cara ini tidak bisa terus mereka lakukan. Seiring dengan usia yang semakin menua, para du’ât itu pun mulai menetap di suatu tempat guna melakukan pembinaan umat dan kaderisasi calon-calon du’ât di tempat mereka masing-masing. Mereka berdomisili, melaksanakan dakwah dan pendidikan. Para du’ât yang memilih jalur pendidikan ini kemudian melahirkan banyak lembaga yang bernama “pesantren”, dan mereka pun mulai disebut ”Kiai”.

Pesantren bisa dibilang lembaga pendidikan tertua di Nusantara ini, Pesantren telah dikenal sejak penyebaran Islam pertama di Sumatra dan jawa dan berkembang sangat cepat sebagai saran pembelajaran dan dakwah pertama kali, Pesantren berkembang seiring dengan tumbuhnya kerajaan Islam di Indonesia dan kehadiran Walisongo.

Setelah itu, sistem Pondok pesantren menyebar kesegala penjuru nusantara yang dibawa oleh alumni pondok sebelumnya yang kemudian mendirikan Pesantren sendiri di tanah kelahiran. Tahun ketahun semakin banyak Pesantren yang bermunculan, saya mengutip data Statistik Pendidikan Agama Depag tahun 2005 2006 mendata sebanyak 16.015 pondok pesantren yang tersebar diseluruh Indonesia dengan 3.991 (24,9%)merupakan pondok pesantren salafiyah, dan 3.824 (23,9%) Ashriyah, serta 8.200 (51,2%) sebagai pondok pesantren kombinasi, dan jumlah santri sebanyak 3.190.394, terdiri dari 1.696.494 ( 53,2%) santri laki-laki, dan 1.493.900 (46,8%) santri perempuan. Bayangkan sekarang akan bertambah banyak lagi. Tapi sayang lembaga ini masih kurang diperhatikan oleh pemerintah

V. Track Record Pesantren

Sebagai lembaga Pendidikan tertua tentunya merasakan Zaman kegelapan indonesia, Pesantren telah memberikan kontribusi yang besar bagi kemerdekaan Indonesia. Orang yang terlibat dalam memerdekakan Indonesia sebagian berasal dari pesantren. tokoh Penggerak Perjuangan zaman dahulu adalah dari Kalangan Santri dan pesantren. Pahlawan pahlawan besar kita adalah seorang Kyai dan ustad, Lihat saja deretan Pahlawan Tuanku Imam bonjol, Pangeran Diponegoro, Fatahilah (sunan Gunung jati ) raden Patah, hingga Pejuang yang lebih Modern Hasyim Asyari, Wahab Hasbullah, dan generasi terakhir seperti jendral sudirman dan Bung Tomo adalah seorang santri yang taat.

Sampai sekarang Pesantren pun masij mencetak Orang-orang yang benar kompeten di bidang Agama dan ilmu lainnya, seperti contoh Hasyim Muzadi, Din Syamsuddin. sampe budayawan kita seperti Emha Ainun Najib, dan yang tidak kalah lagi Mantan ketua MPR hidayat NUr wahid juga merupakan Alumni Pesantren. Dan masih banyak lagi Orang-orang yang tidak disebutkan dari yang bermanfaat untuk daerahnya sampai Manca Negara.

C. Tokoh Lulusan Pesantren

Bung Tomo



KH.Abdurrahman Wahid



Din Syamsuddin




Jenderal Soedirman




KH.Hasyim Muzadi



sumber
sumber

0 comments:

Music Box


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com
 
© Copyright 2010-2011 Kumpulan Topik Santai All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.